Ikan Pari Jawa: Spesies Laut Pertama di Indonesia yang Dinyatakan Punah – Indonesia, dengan lautan yang membentang luas dan biodiversitas laut yang luar biasa, dikenal sebagai pusat kehidupan laut dunia. Namun, di tengah kekayaan itu, kabar memilukan datang dari hasil penelitian para ahli kelautan: ikan pari Jawa (Urolophus javanicus), salah satu spesies endemik Indonesia, resmi dinyatakan punah dari alam liar. Kabar ini bukan hanya kehilangan satu spesies, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi keberlanjutan ekosistem laut di kawasan tropis ini.
Ikan pari Jawa pertama kali dideskripsikan oleh ilmuwan asal Jerman, Pieter Bleeker, pada tahun 1852. Spesies ini diketahui hanya ditemukan di sekitar pesisir utara Pulau Jawa, terutama di Laut Jawa dan sekitarnya. Bentuk tubuhnya khas — pipih dengan ekor pendek, kulit halus, dan warna kecokelatan yang menyatu dengan dasar laut berpasir. Dalam rantai makanan, ikan pari Jawa berperan penting sebagai pengontrol populasi invertebrata dasar laut, seperti cacing dan krustasea kecil, yang menjadi sumber makanan utamanya.
Namun, sejak akhir abad ke-20, laporan penangkapan ikan pari Jawa semakin jarang. Para nelayan di daerah seperti Tegal, Cirebon, dan Semarang bahkan tidak lagi mengenali spesies ini. Hingga akhirnya, setelah puluhan tahun tanpa temuan baru, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan ikan pari Jawa ke dalam daftar “Extinct” (punah) — menjadikannya spesies laut pertama dari Indonesia yang mendapatkan status tersebut.
Penyebab kepunahannya tidak bisa dilepaskan dari tekanan manusia terhadap ekosistem pesisir. Perairan utara Jawa telah lama menjadi kawasan padat aktivitas industri dan perikanan. Sedimentasi tinggi, pencemaran limbah, serta penggunaan jaring trawl yang merusak dasar laut mempercepat degradasi habitat ikan pari Jawa. Dalam kondisi seperti itu, spesies dengan penyebaran terbatas dan kemampuan adaptasi rendah menjadi korban pertama yang tak mampu bertahan.
Lebih tragis lagi, ikan pari Jawa punah bahkan sebelum banyak yang mengenalnya. Tidak ada dokumentasi foto hidup yang memadai, dan sebagian besar pengetahuan tentang spesies ini hanya berasal dari catatan ilmiah lama serta spesimen yang disimpan di museum zoologi di luar negeri.
Ancaman Serius bagi Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia
Kepunahan ikan pari Jawa menjadi contoh nyata dampak eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya laut. Di Indonesia, sebagian besar kegiatan perikanan masih bersifat tradisional namun intensif, dan sering kali dilakukan tanpa memperhatikan keberlanjutan populasi. Spesies bentik (yang hidup di dasar laut), seperti pari, hiu, dan cucut, paling rentan terhadap ancaman ini.
Beberapa faktor utama yang mempercepat hilangnya spesies laut di Indonesia antara lain:
- Penangkapan Berlebih (Overfishing)
Banyak nelayan menggunakan alat tangkap yang tidak selektif, seperti jaring trawl, yang menyapu seluruh isi dasar laut. Ikan pari, yang biasanya bergerak lambat di dasar, sering tertangkap secara tidak sengaja (bycatch) dan mati sebelum dilepaskan kembali. - Degradasi Habitat Pesisir
Pembangunan pelabuhan, reklamasi pantai, dan pembuangan limbah industri ke laut membuat habitat alami ikan pari Jawa hancur. Sedimen yang menumpuk juga mengurangi kadar oksigen di perairan dangkal, membuat lingkungan semakin tidak layak huni. - Lambatnya Reproduksi Spesies Pari
Berbeda dengan ikan kecil yang mampu bertelur ribuan kali, ikan pari memiliki siklus reproduksi lambat dengan jumlah anak sedikit. Hal ini membuat populasi mereka sulit pulih jika mengalami penurunan drastis. - Kurangnya Data dan Penelitian Lokal
Sebelum status kepunahan ditetapkan, ikan pari Jawa sebenarnya sudah jarang ditemukan sejak 1980-an. Namun karena kurangnya survei laut mendalam, hilangnya spesies ini tidak langsung disadari. Baru setelah dilakukan peninjauan ulang oleh para ahli taksonomi internasional, status “punah” akhirnya dikonfirmasi.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem pemantauan biodiversitas laut Indonesia masih lemah. Banyak spesies lokal mungkin tengah menuju kepunahan tanpa kita sadari.
Selain itu, hilangnya ikan pari Jawa juga mencerminkan kerentanan ekosistem Laut Jawa secara keseluruhan. Wilayah ini kini menghadapi tekanan berat akibat pencemaran plastik, penangkapan ikan ilegal, dan perubahan iklim yang meningkatkan suhu permukaan air laut. Semua faktor tersebut menciptakan “lingkaran krisis” bagi makhluk laut yang bergantung pada keseimbangan ekologi perairan dangkal.
Namun, di sisi lain, kepunahan ini juga membuka ruang refleksi dan peluang baru. Pemerintah bersama lembaga riset dan konservasi kini mulai menyadari pentingnya konservasi spesies laut endemik. Program seperti penelitian DNA lingkungan (eDNA) sedang dikembangkan untuk mendeteksi keberadaan spesies langka dari sampel air laut — teknologi ini bisa membantu mencegah kasus serupa di masa depan.
Selain upaya penelitian, beberapa organisasi lingkungan juga mendorong pembentukan zona perlindungan laut (Marine Protected Area) yang lebih ketat di pesisir utara Jawa. Zona ini diharapkan mampu menjadi tempat pemulihan alami bagi populasi ikan dan invertebrata yang masih tersisa.
Kesimpulan
Kisah ikan pari Jawa adalah pelajaran pahit tentang bagaimana spesies bisa hilang tanpa kita sempat mengenalnya dengan baik. Kepunahan ini tidak hanya berarti berkurangnya satu bentuk kehidupan, tetapi juga sinyal jelas bahwa ekosistem laut Indonesia berada dalam tekanan serius.
Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keanekaragaman hayatinya. Namun, tanpa kebijakan yang berpihak pada konservasi dan pengawasan yang kuat terhadap kegiatan perikanan, spesies laut lain bisa menyusul nasib pari Jawa.
Mencegah kepunahan berikutnya berarti menata ulang cara kita memperlakukan laut:
- Mengurangi pencemaran industri dan plastik,
- Membatasi penggunaan alat tangkap destruktif,
- Menegakkan hukum terhadap praktik perikanan ilegal,
- Dan meningkatkan edukasi masyarakat pesisir tentang pentingnya menjaga habitat alami.
Kita mungkin tak bisa mengembalikan ikan pari Jawa, tetapi kita masih bisa melindungi ribuan spesies laut lainnya yang masih berenang di perairan Nusantara. Jika kepunahan satu spesies bisa menggugah kesadaran kita semua, maka setidaknya kepergiannya tidak sia-sia. Karena di balik hilangnya ikan pari Jawa, tersimpan pesan yang kuat: lautan Indonesia bukan sumber tak terbatas — ia butuh waktu, perhatian, dan kepedulian untuk tetap hidup.